Selasa, 01 Juli 2014

BIOGRAFI PRESIDEN SOEHARTO


BIOGRAFI PRESIDEN SOEHARTO 

Soeharto adalah Presiden kedua Republik Indonesia. Beliau lahir di Kemusuk, Yogyakarta, tanggal 8 Juni 1921. Bapaknya bernama Kertosudiro seorang petani yang juga sebagai pembantu lurah dalam pengairan sawah desa, sedangkan ibunya bernama Sukirah.
Soeharto masuk sekolah tatkala berusia delapan tahun, tetapi sering pindah. Semula disekolahkan di Sekolah Desa (SD) Puluhan, Godean. Lalu pindah ke SD Pedes, lantaran ibunya dan suaminya, Pak Pramono pindah rumah, ke Kemusuk Kidul. Namun, Pak Kertosudiro lantas memindahkannya ke Wuryantoro. Soeharto dititipkan di rumah adik perempuannya yang menikah dengan Prawirowihardjo, seorang mantri tani.

Sampai akhirnya terpilih menjadi prajurit teladan di Sekolah Bintara, Gombong, Jawa Tengah pada tahun 1941. Beliau resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945. Pada tahun 1947, Soeharto menikah dengan Siti Hartinah seorang anak pegawai Mangkunegaran.

Perkawinan Letkol Soeharto dan Siti Hartinah dilangsungkan tanggal 26 Desember 1947 di Solo. Waktu itu usia Soeharto 26 tahun dan Hartinah 24 tahun. Mereka dikaruniai enam putra dan putri; Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.

Jenderal Besar H.M. Soeharto telah menapaki perjalanan panjang di dalam karir militer dan politiknya. Di kemiliteran, Pak Harto memulainya dari pangkat sersan tentara KNIL, kemudian komandan PETA, komandan resimen dengan pangkat Mayor dan komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

Pada tahun 1949, dia berhasil memimpin pasukannya merebut kembali kota Yogyakarta dari tangan penjajah Belanda saat itu. Beliau juga pernah menjadi Pengawal Panglima Besar Sudirman. Selain itu juga pernah menjadi Panglima Mandala (pembebasan Irian Barat).

Tanggal 1 Oktober 1965, meletus G-30-S/PKI. Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat. Selain dikukuhkan sebagai Pangad, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Pangkopkamtib oleh Presiden Soekarno. Bulan Maret 1966, Jenderal Soeharto menerima Surat Perintah 11 Maret dari Presiden Soekarno. Tugasnya, mengembalikan keamanan dan ketertiban serta mengamankan ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Karena situasi politik yang memburuk setelah meletusnya G-30-S/PKI, Sidang Istimewa MPRS, Maret 1967, menunjuk Pak Harto sebagai Pejabat Presiden, dikukuhkan selaku Presiden RI Kedua, Maret 1968. Pak Harto memerintah lebih dari tiga dasa warsa lewat enam kali Pemilu, sampai ia mengundurkan diri, 21 Mei 1998.

Presiden RI Kedua HM Soeharto wafat pada pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008. Jenderal Besar yang oleh MPR dianugerahi penghormatan sebagai Bapak Pembangunan Nasional, itu meninggal dalam usia 87 tahun setelah dirawat selama 24 hari (sejak 4 sampai 27 Januari 2008) di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta.

Berita wafatnya Pak Harto pertama kali diinformasikan Kapolsek Kebayoran Baru, Kompol. Dicky Sonandi, di Jakarta, Minggu (27/1). Kemudian secara resmi Tim Dokter Kepresidenan menyampaikan siaran pers tentang wafatnya Pak Harto tepat pukul 13.10 WIB Minggu, 27 Januari 2008 di RSPP Jakarta akibat kegagalan multi organ.

Kemudian sekira pukul 14.40, jenazah mantan Presiden Soeharto diberangkatkan dari RSPP menuju kediaman di Jalan Cendana nomor 8, Menteng, Jakarta. Ambulan yang mengusung jenazah Pak Harto diiringi sejumlah kendaraan keluarga dan kerabat serta pengawal. Sejumlah wartawan merangsek mendekat ketika iring-iringan kendaraan itu bergerak menuju Jalan Cendana, mengakibatkan seorang wartawati televisi tertabrak.

Di sepanjang jalan Tanjung dan Jalan Cendana ribuan masyarakat menyambut kedatangan iringan kendaraan yang membawa jenazah Pak Harto. Isak tangis warga pecah begitu rangkaian kendaraan yang membawa jenazah mantan Presiden Soeharto memasuki Jalan Cendana, sekira pukul 14.55, Minggu (27/1).

Seementara itu, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri yang tengah mengikuti rapat kabinet terbatas tentang ketahanan pangan, menyempatkan mengadakan jumpa pers selama 3 menit dan 28 detik di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (27/1). Presiden menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya mantan Presiden RI Kedua Haji Muhammad Soeharto.



Rabu, 19 Desember 2012

ENGLISH DIALOGUE


DIALOGUE

Reny called Miss.Tiwi, the marketing manager in her office. She telling that she was absent that day because she had a terrible headache.

Miss. Tiwi       : Hello… Beauty Face Office here. Who’s speaking there?
Reny                : Hello… I’m Reny. Can I speak to Miss. Tiwi, please?
Miss. Tiwi       : Yes, I’m here. What can I do for you, Reny?
Reny                : I’m afraid I couldn’t come today.
Miss. Tiwi       : What’s the matter, Reny?
Reny                : I guess I get low blood preasure. I have a terrible headache.
Miss. Tiwi       : Owh.. I’m sorry to hear that. Have you taken any medicine?
Reny                : Not yet Miss. I’ll come to the doctor this morning.
Miss. Tiwi       : Right. You’d better go to the doctor soon.
                          Have enough rest, drink much mineral water and eat enough food.
Reny                : Yes Miss, I’ll do your  suggest. Thank you very much. Good bye.
Miss. Tiwi       : Good bye.

Reny come alone to the Doctor’s clinic. She just wait for five minutes to see the doctor. Now she is with Dr. Eka.

Reny                : Good morning, doctor?
Dr. Eka            : Good morning. Please have a seat. What’s the matter with you Miss?
Reny                : I don’t feel well at all for today, Doctor.
                          I have a terrible headache.
Dr. Eka            : I see. Ok, let me examine you.
                          Now, open your mouth and say “ah”
Reny                : “ah”
Dr. Eka            : Right, have you work hard and over time?
Reny                : Yes, I have.
Dr. Eka            : How about your appetite?
Reny                : I lost my appetite. I don’t want to eat at all.
Dr. Eka            : I see. I’ll give you a prescription. You must take this medicine in the drugstore.
Reny                : Yes, Doctor. I’ll do it.
Dr. Eka            : Take these three different tablets, three times a day.
                          Have enough rest, don’t work too hard
                          Come and see me if you aren’t better on two day’s again.
Reny                : Thank you very much, Doctor. Good bye.
Dr. Eka            : Good bye.

After that, Reny go to the nearest drugstore in her city.

Reny                : Excuse me.
Gita                 : Yes, can I help you?
Reny                : I have a prescription here. Can you make up this prescription for me?
Gita                 : Of course. Wait a moment.

Five minutes later…..
Gita                 : This is your medicine. This is three different kind of medicine.
  This white circle medicine is paracetamol to decrease your headache.
  This red triangle medicine to increase your blood preasure.
  And the tablets in this yellow cylindrical place is vitamin to keep your health.
  Drink this medicine like Doctor’s instruction.
Reny                : Thanks for your explanation. I’ll do your suggest.
                          How much I must pay for this medicine?
Gita                 : Just Rp.100.000,-
Reny                : Ok. I’ll pay it.
Gita                 : Thank you.
Reny                : Your welcome. Good bye.
Gita                 : Good bye.


SISTEMA LUPUS ERITEMATOSUS


SISTEMA LUPUS ERITEMATOSUS

A.    Definisi

Lupus Eritematosus sistemik (LES) adalah suatu penyakit yang tidak jelas etiologinya, yaitu terjadi kerusakan jaringan dan sel akibat autoantibody dan kompleks imun yang ditujukan kepada salah satu atau lebih komponen inti sel.
Prevalensi penyakit ini pada wanita usia subur adalah sekitar 1 dari 500. Angka kelangsungan hidup 10 dan 20 tahun masing-masing adalah 75 dan 50 persen, dengan infeksi, kekambuhan lupus, kegagalan organ ujung (end-organ), dan penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian. (Leveno, Alexander Bloom,dkk., Obstetri Williams Panduan Ringkasan, hal: 600)

B.     Efek Lupus Pada Kehamilan

Sejumlah faktor menentukan efek lupus pada akhir kehamilan. Faktor-faktor ini mencakup keadaan penyakit pada permulaaan kehamilan, usia dan paritas, penyakit medis atau obstetrik lain yang menyertai, dan antibodi antifosfolipid.
Lupus membaik pada 1/3 wanita selama kehamilan, 1/3 lainnya tidak mengalami perubahan dan 1/3 sisanya memburuk. Selama kehamilan dapat timbul mordibilitas mayor dengan kemungkian kejadian yang mengancam jiwa 1 per 20 seperti pada tabel.

Tabel 1.-Efek Maternal dan Perinatal Lupus Eritematosus Sistemik
Hasil Akhir
Penjelasan
Maternal

     Kekambuhan Lupus
Secara kesuluruhan 1/3 wanita mengalami
kekembuhan selama kehamilan
     Preeklamsia
Kontroversi jika insiden meningkat
Kekambuhan dapat mengancam jiwa (peluang 1 dari 20)
Kekambuhan menyebabkan prognosis perinatal lebih buruk
Prognosis lebih buruk jika terdapat antibodi antifosfolipid
Peningkatan insiden sering terjadi pada nefritis
     Peersalinan prematur
Meningkat

Perinatal

     Persalinan Prematur
Meningkat dengan preeklamsia
     Hambatan Pertumbuhan
Meningkat
     Lahir mati
     Lupus neonatus
Meningkat terutama pada antibody fosfolipid
Insiden sekitar 10% transien kecuali blok jantung
Sumber : Data diadaptasi dari Lockshin MD, Sammaritano LR: Rheumatic Disease. Dalam: Baron WM, Lindheimer MD (ed): Medical Disorders During Pregnancy, ed.3 St. Louis, Mosby,2000 hlm. 355, Univercity of California, Davis,CA: Pregnancy outcomes in women with systemic lupus erithematosus (SLE). SMFM Abstracs S  165. AM J Obstet Gynecol 182:533,2000

C.    Efek Lupus Pada Janin

Lupus neonatus adalah suatu sindrom yang jarang terjadi yang ditandai oleh lesi kulit-dermatitis lupus- dan berbagai gangguan hematologis dan sistemik dengan derajat bervariasi, serta kadang-kadang blok jantung kongenital. Lupus kutan, trombositopenia, dan hemolisis autoimun bersifat sementara dan hilang dalam beberapa bulan. Resiko kekambuhan untuk lupus kutan neonatus adalah 25%.

D.    Gambaran Klinis

Sistem Organ
Manifestasi Klinis
Persen



Sistemik
Keletihan, malaise, demam, penurunan berat badan
95
Musculoskeletal
Artralgia, malgia, poliartritis, miopati
95
Hematologis
Anemia, hemolisi, leucopenia, trombositopenia, antikoagulan lupus
85
Kulit
Ruam malar (kupu-kupu), ruam discoid, fotosensitifitas, ulkus mulut alopesia, ruam kulit
80
Neurologis
Disfungsi kognitif, sindrom otak organic, psikosis, kejang
60
Kardiopulmoner
Pleuritis, perikarditis
60
Ginjal
Proteinuria, silinder, sindrom nefrotik
60
Gastrointestinal
Anoreksia, mual, nyeri, diare
45
Trombosis
Vena (10%), arteri (5%)
15
Mata
Kematian Janin
Konjungtifitis
Abortus rekurens, preeklamsia dini, lahir mati
15
30



Sumber: Hanh BH: Systemic Lupus Erythematosus. Dalam: braunwald E, Fauci AS, Hauster SL, Isselbacher KJ, Kasper DL, Longo DL, Martin Jb, Wilson jD (Ed).1998, hlm. 1874.

E.     Terapi Farmakologis

Belum ada penyembuhan bagi lupus, dan remisi sempurna jarang terjadi. Artralgia dan serositis dapat diatasi dengan obat antiinflamasi nonsteroid, termasuk aspirin,. Karena resiko penutupan dini duktus erteriosus janin, dosis teraupetik mungkin sebaiknya tidak digunakan setelah 24 minggu. Akan tetapi, dalam penatalaksanaan sindrom antibodi antifosfolipid aspirin dosis rendah dapat digunakan dengan aman sepanjang gestasi.
Manifestasi penyakit yang mengancam jiwa atau sangat memberatkan pasien ditangani dengan kortikorsteroid, seperti prednisone, 1 sampai 2 mg/kg per hari. Setelah penyakit terkendali, dosis ini diturunkan bertahap hingga dosis harian 10-15 mg yang diberikan setiap pagi. Obat antimalaria membantu mengendalikan kelainan kulit, dan sebagian dokter menganjurkan agar obat ini dilanjutkan jika pasien telah menggunakannya. (Leveno, Alexander Bloom,dkk., Obstetri Williams Panduan Ringkasan, hal: 604-605)