SISTEMA LUPUS ERITEMATOSUS
A. Definisi
Lupus
Eritematosus sistemik (LES) adalah suatu penyakit yang tidak jelas etiologinya,
yaitu terjadi kerusakan jaringan dan sel akibat autoantibody dan kompleks imun
yang ditujukan kepada salah satu atau lebih komponen inti sel.
Prevalensi
penyakit ini pada wanita usia subur adalah sekitar 1 dari 500. Angka
kelangsungan hidup 10 dan 20 tahun masing-masing adalah 75 dan 50 persen,
dengan infeksi, kekambuhan lupus, kegagalan organ ujung (end-organ), dan penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama
kematian. (Leveno, Alexander Bloom,dkk.,
Obstetri Williams Panduan Ringkasan, hal: 600)
B. Efek Lupus Pada Kehamilan
Sejumlah faktor
menentukan efek lupus pada akhir kehamilan. Faktor-faktor ini mencakup keadaan
penyakit pada permulaaan kehamilan, usia dan paritas, penyakit medis atau obstetrik
lain yang menyertai, dan antibodi antifosfolipid.
Lupus membaik
pada 1/3 wanita selama kehamilan, 1/3 lainnya tidak mengalami perubahan dan 1/3
sisanya memburuk. Selama kehamilan dapat timbul mordibilitas mayor dengan
kemungkian kejadian yang mengancam jiwa 1 per 20 seperti pada tabel.
Tabel 1.-Efek Maternal dan Perinatal Lupus
Eritematosus Sistemik
Hasil Akhir
|
Penjelasan
|
Maternal
|
|
Kekambuhan Lupus
|
Secara kesuluruhan 1/3
wanita mengalami
kekembuhan selama
kehamilan
|
Preeklamsia
|
Kontroversi jika insiden
meningkat
Kekambuhan dapat
mengancam jiwa (peluang 1 dari 20)
Kekambuhan menyebabkan
prognosis perinatal lebih buruk
Prognosis lebih buruk
jika terdapat antibodi antifosfolipid
Peningkatan insiden
sering terjadi pada nefritis
|
Peersalinan prematur
|
Meningkat
|
Perinatal
|
|
Persalinan Prematur
|
Meningkat dengan
preeklamsia
|
Hambatan Pertumbuhan
|
Meningkat
|
Lahir mati
Lupus neonatus
|
Meningkat terutama pada antibody
fosfolipid
Insiden sekitar 10%
transien kecuali blok jantung
|
Sumber : Data
diadaptasi dari Lockshin MD, Sammaritano LR: Rheumatic Disease. Dalam: Baron
WM, Lindheimer MD (ed): Medical Disorders During Pregnancy, ed.3 St. Louis,
Mosby,2000 hlm. 355, Univercity of California, Davis,CA: Pregnancy outcomes in
women with systemic lupus erithematosus (SLE). SMFM Abstracs S 165. AM J Obstet Gynecol 182:533,2000
C. Efek Lupus Pada Janin
Lupus neonatus
adalah suatu sindrom yang jarang terjadi yang ditandai oleh lesi
kulit-dermatitis lupus- dan berbagai gangguan hematologis dan sistemik dengan
derajat bervariasi, serta kadang-kadang blok jantung kongenital. Lupus kutan,
trombositopenia, dan hemolisis autoimun bersifat sementara dan hilang dalam beberapa
bulan. Resiko kekambuhan untuk lupus kutan neonatus adalah 25%.
D. Gambaran Klinis
Sistem Organ
|
Manifestasi
Klinis
|
Persen
|
|
|
|
Sistemik
|
Keletihan, malaise, demam, penurunan berat badan
|
95
|
Musculoskeletal
|
Artralgia,
malgia, poliartritis, miopati
|
95
|
Hematologis
|
Anemia,
hemolisi, leucopenia, trombositopenia, antikoagulan lupus
|
85
|
Kulit
|
Ruam malar
(kupu-kupu), ruam discoid, fotosensitifitas, ulkus mulut alopesia, ruam kulit
|
80
|
Neurologis
|
Disfungsi
kognitif, sindrom otak organic, psikosis, kejang
|
60
|
Kardiopulmoner
|
Pleuritis,
perikarditis
|
60
|
Ginjal
|
Proteinuria,
silinder, sindrom nefrotik
|
60
|
Gastrointestinal
|
Anoreksia,
mual, nyeri, diare
|
45
|
Trombosis
|
Vena (10%),
arteri (5%)
|
15
|
Mata
Kematian Janin
|
Konjungtifitis
Abortus
rekurens, preeklamsia dini, lahir mati
|
15
30
|
|
|
|
Sumber: Hanh
BH: Systemic Lupus Erythematosus. Dalam: braunwald E, Fauci AS, Hauster SL,
Isselbacher KJ, Kasper DL, Longo DL, Martin Jb, Wilson jD (Ed).1998, hlm. 1874.
E. Terapi Farmakologis
Belum ada
penyembuhan bagi lupus, dan remisi sempurna jarang terjadi. Artralgia dan
serositis dapat diatasi dengan obat antiinflamasi nonsteroid, termasuk
aspirin,. Karena resiko penutupan dini duktus erteriosus janin, dosis
teraupetik mungkin sebaiknya tidak digunakan setelah 24 minggu. Akan tetapi,
dalam penatalaksanaan sindrom antibodi antifosfolipid aspirin dosis rendah
dapat digunakan dengan aman sepanjang gestasi.
Manifestasi
penyakit yang mengancam jiwa atau sangat memberatkan pasien ditangani dengan
kortikorsteroid, seperti prednisone, 1 sampai 2 mg/kg per hari. Setelah
penyakit terkendali, dosis ini diturunkan bertahap hingga dosis harian 10-15 mg
yang diberikan setiap pagi. Obat antimalaria membantu mengendalikan kelainan
kulit, dan sebagian dokter menganjurkan agar obat ini dilanjutkan jika pasien
telah menggunakannya. (Leveno, Alexander
Bloom,dkk., Obstetri Williams Panduan Ringkasan, hal: 604-605)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar